MATERI 2 DBMS dan PERANCANGAN BASIS
DATA
Sebuah sistem informasi berbasiskan
komputer melibatkan banyak komponen yang ada, yakni :
• Basis data, sebagai media
penyimpanan data
• DBMS, sebagai perangkat lunak
pembangun dan manajemen basis data
• Aplikasi perangkat lunak, sebagai
antarmuka penggunaan SI
• Perangkat keras komputer termasuk
media penyimpanan
• Personal yang menggunakan dan
mengembangkan sistem
Basis data merupakan komponen dasar
dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya
dipandang dari perspektif kebutuhan organisasi yang lebih besar. Oleh karena
itu siklus hidup sebuah sistem informasi organisasi berhubungan dengan siklus
hidup sistem basis data yang mendukungnya.
Siklus hidup aplikasi basis data
berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Siklus kehidupan sistem
informasi sering disebut macro life cycle, dimana siklus
kehidupan basis data merupakan micro life cycle. Proses
perancangan basis data merupakan bagian dari siklus hidup sistem informasi.
DBMS adalah perangkat lunak yang
memungkinkan pemakai untuk mendefinisikan, mengelola, dan mengontrol akses ke
basis data. DBMS yang mengelola basis data relational disebut dengan Relational
DBMS (RDBMS).
Contoh perangkat lunak DBMS : Dbase,
FoxBase, MySQL, dll.
3.2 Tujuan Utama Perancangan Basis
data
Pada basis data yang digunakan oleh single
pengguna atau hanya beberapa pengguna saja,perancangan basis data tidak
sulit. Tetapi jika ukuran basis data yang sedang atau besar (25 – ratusan
pengguna yang berisikan jutaan bytes informasi dan melibatkan ratusan query dan
program-program aplikasi, contoh : industri-industri, asuransi, hotel, travel,
dll yang seluruhnya tergantung pada kesuksesan dari operasi-operasi basis
datanya), perancangan basis data menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu para
pemakai mengharapkan penggunaan basis data yang sedemikian rupa sehingga sistem
harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan seluruh pengguna tsb.
Tujuan perancangan basis data ialah
:
- memenuhi informasi yang berisikan
kebutuhan-kebutuhan pengguna secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
- memudahkan pengertian struktur informasi
- mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan
beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage
space)
3.3 Siklus Kehidupan Sistem
Informasi dan Basis Data
Sebuah sistem informasi tidak dapat
dipisahkan dengan basis data dan untuk membangun sistem tersebut memerlukan
langkah-langkah yang jelas. Hal yang penting adalah mengetahui bahwa hidup
aplikasi sistem informasi dapat tidak berurutan, tetapi melibatkan beberapa
langkah pengulangan yang biasanya disebut sebagai feedback loop.
Sebagai contoh : masalah-masalah yang ditemui selama perancangan sistem
informasi mungkin harus mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan
tambahan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membangun sebuah sistem
informasi berbasis komputer atau disebut sebagai siklus hidup sistem informasi
:
Berikut ini adalah penjelasan dari
sebuah perancangan sistem informasi sebagai siklus hidup SI.
1. Database
Pada tahap ini menentukan model data
dari basis data yang ingin dikembangkan.
2. System definition
Definisi sistem menentukan ruang
lingkup aplikasi SI berupa para pemakai, awal dan berakhirnya system.
3. Requirements collection and
Analysis
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
data dan analisa dari hasil data yang telah terkumpul. Untuk penjelasan lebih
lengkap apa saja yang harus dilakukan pada tahap perancangan basis data.
4. Database Design & Application
Design
Perancangan basis data dan
perancangan aplikasi dari SI dilakukan pada tahap ini. Fase perancangan basis
data meliputi secara konseptual, logical dan fisik.
5. Implementation
Pemrosesan dari penulisan definisi
basis data secara konseptual, eksternal, dan internal, pembuatan file-file
basis data yang kosong, dan implementasi aplikasi yang telah dirancang ke dalam
kode program perangkat lunak yang telah digabung dengan sistem basis data yang
dibuat.
6. Data loading and Conversion
Data dimasukkan ke dalam sistem data
dan selanjutnya melakukan konversi-konversi dari sistem yang lama ke dalam
sistem yang baru.
7. Testing
Sistem diuji dalam hal input, output
dan proses untuk menghasilkan suatu pengujian yang menyeluruh sehingga dapat
diketahui apabila ada kesalahan sistem, operasi atau pun kesalahan dalam
proses.
8. Operational & Maintenance
Selama fase operasi, sistem secara
konstan memonitor dan memelihara basis data. Pertambahan dan pengembangan data
dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak dapat terjadi.Modifikasi dan
pengaturan kembali basis data mungkin diperlukan dari waktu ke waktu.
3.2 Proses Perancangan Basis Data
Secara khusus proses perancangan
berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama melibatkan perancangan
dari isi data dan struktur basis data, sedangkan aktifitas kedua mengenai
perancangan pemrosesan basis data dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak. Dua
aktifitas ini saling menjalin, misalnya : kita dapat mengidentifikasikan data
item yang akan disimpan dalam basis data dengan menganalisa aplikasi-aplikasi
basis data. Dua aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain.
Contohnya : fase perancangan basis data secara fisik, pada saat kita memilih
struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses dari file-file basis data yang
tergantung pada aplikasi-aplikasi yang akan menggunakan file-file tsb. Di lain
pihak, kita biasanya menentukan perancangan aplikasi-aplikasi basis data dengan
mengarah kepada konstruksi skema basis data yang telah ditentukan selama
aktifitas yang pertama. Dari enam fase tersebut, tidak harus diproses
berurutan. Pada beberapa hal, rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang
pertama dan sementara itu mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop
antara fase) dan feedback loop dalam fase sering terjadi selama proses
perancangan. Terdapat 6 fase proses perancangan basis data yakni :
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan basis data secara
konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan basis data secara
logika (data model mapping)
5. Perancangan basis data secara
fisik
6. Implementasi Sistem basis data.
Fase 1 merupakan kumpulan informasi
yang berhubungan dengan penggunaan basis data. Fase 6 merupakan implementasi
basis datanya. Fase 1 dan 6 kadang-kadang bukan merupakan bagian dari
perancangan basis data, tetapi merupakan bagian dari siklus kehidupan sistem
informasi secara umum. Inti dari proses perancangan basis data adalah fase 1,2,3,4,5
Penjelasan :
1. Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa
kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan suatu sistem basis data, pertama harus mengenal
bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem
basis data, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta
aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi inilah
yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data
dan analisa :
1)
Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya
Menentukan aplikasi utama dan
kelompok pengguna yang akan menggunakan basis data. Individu utama pada
tiap-tiap kelompok pemakai dan bidang aplikasi yang telah dipilih merupakan
peserta utama pada langkah-langkah berikutnya dari pengumpulan dan spesifikasi
data.
2)
Peninjauan dokumentasi yang ada
Dokumen yang ada yang berhubungan
dengan aplikasi-aplikasi dipelajari dan dianalisa. Dokumen-dokumen lainnya
(seperti : kebijakan-kebijakan, form, report, dan bagan organisasi)
diuji dan ditinjau kembali untuk menguji apakah dokumen-dokumen tsb berpengaruh
terhadap kumpulan data dan proses spesifikasi.
3)
Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
Informasi yang sekarang dan yang
akan datang diperinci dan dipelajari. Termasuk juga analisa jenis-jenis
transaksi dan frekuensi-frekuensi transaksinya dan juga arus informasi dalam
sistem. Informasi tersebut berupa input-output data.
4)
Daftar pertanyaan dan wawancara
Jawaban pertanyaan – pertanyaan yang
telah dikumpulkan dari para pemakai basis data yang berpotensi. Ketua kelompok
(individu utama) dapat diwawancarai sehingga input yang banyak dapat diterima
dari mereka dengan memperhatikan informasi yang berharga dan mengadakan
prioritas.
2. Perancangan basis data secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah
menghasilkan conceptual schema untuk basis data yang tergantung pada sebuah
DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ERD
(Entity Relationship Diagram) model selama fase ini. Dalam conceptual
schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui dan
transaksi-transaksi yang mungkin.
Fase perancangan basis data secara
konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1)
Perancangan skema konseptual :
Berfungsi untuk menguji
kebutuhan-kebutuhan data dari suatu basis data yang merupakan hasil dari fase
1, dan menghasilkan sebuah conceptual basis data schema pada DBMS independent
model data tingkat tinggi seperti ERD (Entity Relationship Diagram)
model. Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan
pengguna dan secara langsung membuat skema basis data atau dengan merancang
skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap pengguna dan kemudian
menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang digunakan pada perancangan skema
konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih
sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.
2)
Perancangan transaksi :
Berfungsi untuk menguji
aplikasi-aplikasi basis data dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada
fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini. Pada tahap ini
merupakan pembuatan flowchart dan kegunaan fase ini yang diproses
secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang
karakteristik dari transaksi-transaksi basis data yang telah diketahui pada
suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses
dan memanipulasi basis data suatu saat dimana basis data tsb dilaksanakan.
3. Pemilihan DBMS
Pemilihan basis data ditentukan oleh
beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi dan organisasi.
Contoh faktor teknik :
Keberadaan DBMS dalam menjalankan
tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical),
struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang
mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
1)
Struktur data yakni jika data yang disimpan dalam basis data mengikuti struktur
hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
2) Personal yang
telah terbiasa dengan suatu sistem yakni jika staf programmer dalam suatu
organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi
biaya latihan dan waktu belajar.
3)
Tersedianya layanan purna jual yakni keberadaan fasilitas pelayanan purna jual
sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.
4. Perancangan basis data
secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan basis
data adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data
dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan
skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke
dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaannya dapat diproses dalam 2
tingkat :
1) Pemetaan system-independent
:
Ialah pemetaan ke dalam model data
DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang
berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb.
2)
Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
Ialah mengatur skema yang dihasilkan
pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang
akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil dari fase ini memakai
perintah-perintah DDL (Data Definition Language) dalam bahasa DBMS yang
dipilih yang menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem
basis data. Tetapi dalam beberapa hal, perintah-perintah DDL memasukkan
parameter-parameter rancangan fisik sehingga DDL yang lengkap harus menunggu
sampai fase perancangan basis data secara fisik telah lengkap. Fase ini dapat
dimulai setelah pemilihan sebuah implementasi model data sambil menunggu DBMS
yang spesifik yang akan dipilih. Contoh: jika memutuskan untuk menggunakan
beberapa relational DBMS tetapi belum memutuskan suatu relasi yang utama.
Rancangan dari skema eksternal untuk aplikasi-aplikasi yang spesifik seringkali
sudah selesai selama proses ini.
5. Perancangan basis data secara fisik
Perancangan basis data secara fisik
merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses
pada file-file basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada
bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi
untuk basis data yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur
penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan
internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa petunjuk dalam pemilihan
perancangan basis data secara fisik :
1) Response
time :
Ialah waktu akses basis data untuk
data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti
penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2) Space
utility :
Ialah jumlah ruang penyimpanan yang
digunakan oleh file-file basis data dan struktur jalur akses.
3) Transaction
throughput :
Ialah rata-rata jumlah transaksi
yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data dan merupakan parameter
kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di
pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur
penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.
6. Implementasi sistem basis data
Setelah perancangan secara logika
dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem basis data.
Perintah-perintah dalam DDL dan DML (Data Manipulation Language) dari
DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis data dan
file-file basis data (yang kosong). Sekarang basis data tsb dimuat (disatukan)
dengan datanya. Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya,
perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya
yang kemudian dimasukkan ke basis data yang baru. Transaksi-transaksi basis
data sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer aplikasi. Spesifikasi
secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan
perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat
transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis data, maka
fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional
dari sistem basis data dimulai